Penulis:
Marshall G. S. Hodgson
Judul
buku: The Venture of Islam (Iman dan Sejarah dalam Peradaban Dunia)
Kota
terbit: Jakarta
Penerbit:
PARAMEDINA
Bulan/Tahun
Terbit: April/1999
Jumlah
Halaman: 356 + xxv
Agraris
(Pusat Perhatian Kebudayaan)
Sebuah karya dari seorang pengarang
sejarah jebolan universitas Chicago, memaparkan suatu pandangan dan metodologi
historis, entah itu berkenaan dengan sejarah dunia maupun sejarah dan peradapan
islam. Buku ini diciptakan oleh pengarangnya dengan sangat baik, isinya
menyadarkan pembaca bahwasanya umat islam sangat dekat dengan kebudayaan dan
historisnya. Yang saya dapatkan dari buku ini lebih kepada pembahasan ekonomi yang
merujuk pada kehidupan agrarsis dan menggembala, yangmana saat ini masih ada
dan dilakukan oleh kebanyakan masyarakat di dunia.
Penulis dalam menciptakan buku ini
tidak melakukan formulasi-formulasinya atas dasar mewakili agama Kristen,
karena memang Marshall G. S. Hodgson merupakan kaum Kristen taat, namun
karyanya ini didasarkan atas pertimbangan yang telah dikembangkan oleh tokoh-tokoh
sebelumnya seperti Rudolf Otto dan
Mircea Eliade. Penulisi sangat mengedepankan kebenaran dalam penyajian, dan
memaparkan persoalan seobyektif mungkin untuk menciptakan metodologi penelitian
yang tepat dan akurat, serta dapat dipertanggungjawabkan.
Buku ini lebih diutamakan untuk kaum
pelajar atau mahasiswa untuk memperdalam ilmunya tentang lahirnya sebuah
tatanan baru. Namun tidak menutup kemungkinan juga bisa menambah pengetahuan
masyarakat awam pada umumnya.
Secara garis besar buku ini mengulas
tentang perekonomian masyarakat islam dahulu yang merujuk pada tatanan
agrikultur di mana hubungan-hubungan pemilikan diatur sesuai dengan jenis
stratifikasi dan organisasi yang sangat umum dikaitkan dengan kota-kota sebagai
pusat-pusat utama politik dan ekonomi, atau sering dikenal dengan istilah
“agrarian”.
Kehidupan masyarakat kota (bukan
geografis tetapi lebih ke sifat masyarakatnya yang seperti orang kota) yang
berbasis agraris dapat ditunjuk secara khusus sebagai suatu jenis yang berbeda
baik dengan jenis kebudayaan pra melek huruf sebelumnya atau kebudayaan
teknikalistik Modern. Berbeda dengan sebelum munculnya kota, masyarakat sebelum
munculnya kota memiliki tingkat cultural yang tinggi, dimana kompleksitas bukan
saja diwakili dengan kehadiran kota, tetapi juga oleh tulisan atau yang setara
dengan tulisan.
Dahulu candilah yang menjadi pusat
perhatian kebudayaan tertinggi, kemudian istana raja menjadi pusat perhatian
kedua setelah candi, dan yang menjadi pusat perhatian ketiga yaitu pasar, namun
sejatinya ketiga pusat perhatian kebudayaan tertinggi semuanya tergantung pada
kondisi pertanian. Basis candi dan istana merupakan agraris di mana kekayaan
dan kekuasaan mereka pada dasarnya mengendalikan pengaturan-pengaturan produksi
pertanian. Antara candi dan istana mungkin tidak berkaitan langsung dengan
pertanian, namun pada saat saudagar membawa barang-barang dari jauh selain
memperhatikan cuaca lokal, saat penjualan mereka juga memperhatikan masa-masa
paceklik seperti juga pada masa subur.
Di sini juga membahas istilah
“agrarianate” dipahami sebagai pengendali sumber-sumber daya ekonomi yang
dikonsentrasika oleh warna agraris sebagai arus utama. Adanya keterbatasan
sumber-sumber cultural pada tingkat agrarianate menyebabkan masyarakat lokal
semakin kurang bergantung pada perkembangan kultur mereka.
Buku ini juga menjelaskan bahwa kita
bisa menyebutkan periode di mana rentangan Oikoumene (wilayah yang secara
geografis terletak antara laut Atlantik dan Pasifik dan antara garis
khatulistiwa), sebagai masa agraris (berlangsung dari masa sumer sampai abad
ketujuh belas dan delapan belas), yang berbeda dengan masa teknis modern sejak
abad kedelapan belas.
Pada bab Tantangan Muhammad juga
menyinggung masalah pertanian beserta irigasi. Sejatinya arab merupakan Negara
yang gersang namun pada saat musim dingin dan semi didatangi hujan maka akan
tumbuh tanaman-tanaman yang mungkin sifatnya hanya sementara. Padang rumput
tersebut ditandai dengan oase, sehingga irigasi mampu beroperasi dengan baik,
otomatis mempertahankan pertanian yang cukup luas. Pertanian yang dihasilkan
lebih ke gandum dan kuram yang ditanam oleh kaum-kaum tani di dekat oase.
Sebenarnya buku ini tidak hanya
membahas masalah perekonomian atau agraris saja, tetapi juga menjelaskan
tentang kekhalifahan, penaklukan mekah dan masih banyak yang lainnya. Kata atau
kalimat yang disajikan oleh buku ini memang sulit untuk dipahami, karena memang
buku ini merupakan terjemahan dari bahasa Inggris ke Indonesia. Namun dengan
memahami isinya kita dapat menjadikan pedoman untuk menciptakan sebuah tatanan
baru yang lebih baik, mungkin bisa dari ajaran-ajaran Nabi Muhammad dalam
menghadapi tantangan-tantangan yang telah dijelaskan oleh buku ini.
Komentar
Posting Komentar